Sabtu, 09 Mei 2015

Kesultanan Banten: Persekutuan Sultan Haji Dan VOC Dalam Upaya Menggulingkan Sultan Ageng Tirtayasa Dan Menguasai Banten Tahun 1680-1687

Pendahuluan
Latar Belakang.
Kesultanan Banten didirikan pada tahun 1527 oleh Maulana Hasanuddin putra dari Sunan Gunung Jati. Seiring dengan kemunduran Demak terutama setelah meninggalnya Trenggana, Banten yang sebelumnya vazal dari Kerajaan Demak, mulai melepaskan diri dan menjadi kerajaan yang mandiri.[1]Setelah menjadi Kesultanan sendiri, Maulana Hasanuddin memerintah Banten mulai tahun 1552-1570. Setelah Maulana Hasanuddin wafat, ia digantikan oleh penerus-penerusnya, yakni Maulana Yusuf (1570-1580), Maulana Muhammad (1580-1596), Pangeran Ratu (1596-1651), dan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1680).
Di bawah Sultan Ageng Tirtayasa yang memerintah dari tahun 1651 samapai tahun 1682 Banten mencapai puncak kemegahan baik di bidang perekonomian, politik, maupun kebudayaan.[2]

Rumusan Masalah.
1.      Apakah penyebab dari terjadinya perang saudara?
2.      Bagaimanakah perlawanan-perlawanan yang terjadi selama perang saudara berlangsung?
3.      Bagaimana dampak dari perang saudara terhadap Banten?

Pembahasan
Perang Saudara
Perkembangan Banten di bawah Sultan Ageng Tirtayasa memang lebih baik daripada penguasa-penguasa pemerintahan sebelumnya sehingga merupakan saigan besar dan menjadi ancaman bagi Batavia.[3] Batavia pada saat itu sedang di kuasai oleh Belanda, sehingga Belanda khawatir akan serangan dari Kesultanan Banten.
Dalam upaya menundukkan Banten, Kompeni berusaha memperoleh hubungan baik dengan kerabat keratin, Putra mahkota yang kemudian dikenal dengan Sultan Haji atau Sultan Abdul Kahar dapat dihubungi oleh Kompeni untuk dijadikan sekutu melawan Sultan Ageng.[4] Sultan Haji yang pada waktu itu ingin naik tahta akhirnya menerima ajakan Belanda. Alasan Sultan Haji untuk menghianati ayahnya, yaitu karena ia khawatir kalau-kalau Sultan Ageng mengangkat saudaranya yaitu Pangeran Purbaya menjadi sultan, sebab Sultan Ageng yang selalu didampingi oleh Pangeran Purbaya dan Pangeran Kidul serta penasehatnya Syekh Yusuf seolah-oleh tidak menghiraukan Sultan Haji.[5]
Sultan Haji memiliki sifat yang berbeda dengan ayahnya, di mana ayahnya yang memiliki sifat untuk menentang Belanda dan Sultan Haji memiliki sifat yang menghendaki perdamaian dengan Belanda. Sifat Sultan Haji yang seperti ini didasari karena ia takut akan keruntuhan Banten jika Belanda menyerang Banten.Sejak 1680 kekuasaan sepenuhnya diserahkan kepada Sultan Haji.[6] Meskipun Sultan Haji berhasil naik tahta, tapi ia mendapat perlawanan dari pengikut-pengikut Sultan Ageng karena ia memihak kepada VOC, sehingga meletuslah perang antara ayah dengan anaknya sendiri atau antara pihak Sultan Ageng dengan pihak Sultan Haji yang dibantu oleh VOC.
Sultan Ageng yang berada di Tirtayasa tetap menjalankan politiknya dalam meelancarkan serangan kepada VOC. Pada 28 Desember 1682 kawasan ini juga dikuasai oleh Sultan Haji bersama VOC.[7]Sultan Ageng berhasil menyelamatkan diri ke pedalaman.[8]
Sultan Ageng yang dalam perang saudara ini sudah berusia lanjut, ia tetap tabah mengadakan perlawanan kendati ia harus melawan anaknya sendiri. Hal ini bisa dilihat dari sengitnya perlawanan Sultan Ageng terhadap VOC.

Perlawanan-Perlawanan yang Terjadi Selama Perang Saudara Berlangsung
Pengikut-pengikut Sultan Ageng yang tersebar di Jawa Barat dan Sumatra Selatan membuat daerah-daerah yang dikuasai oleh Sultan Haji dan VOC menjadi tidak aman. Pada tahun 1682, istana Surosowan di mana tempat Sultan Haji bersemayam diserbu oleh pengikut-pengikut Sultan Ageng. Meskipun bagitu, para pasukan VOC yang sudah berpengalaman dengan taktik perang gerilya dikirim guna membantu Sultan Haji menguasai kembali. Perlawanan pihak Sultan Ageng dapat dipatahkan sama sekali pada tahun 1683 dan ia ditawan oleh Sultan Haji dan kemudian diserahkan kepada Belanda.[9]Sampai pada akhir hayatnya yakni pada tahun 1692, Sultan Ageng tetap menjadi tawanan VOC di Batavia.
Meskipun Sultan Ageng pada tahun 1683 ditahan oleh VOC, namun Sultan Haji dan VOC masih terus memburu keluarga dan para pengikut-pengikut Sultan Ageng yang tersisa. Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf menjadi buruan mereka.
Pengeran Purbaya yang pada waktu itu lari ke daerah Priangan menuju ke Cikalong disertai orang-orang Banten yang setia kepadanya. Mereka itu dibantu pula oleh musuh-musuh VOC yang berasal dari berbagai daerah, di antaranya ada yang berasal dari Makasar dan Bali.[10] Pada tahun 1683 ini daerah Priangan dijadikan sebagai tempat perjuangan.
Dalam perang saudara ini muncul juga tokoh Untung Suropati. Untung Suropati merupakan narapidana VOC yang berhasil kabur dari penjara di Batavia. Dalam pelariannya, Untung Suropati melakukan perlawanan sampai pada akhirnya tiba di Priangan dan bergabung dengan kelompok-kelompok kecil yang juga menentang VOC.
Karena keberaniannya Untung Suropati ini VOC mengalami kesultian dalam menangkapnya. VOC meminta bantuan kepada Kapten J.Ruys dan penasehatnya Kapten Buleleng. Mereka tidak saja berhadapan dengan anak buah Untung, tapi juga harus mengahadapi pejuang-pejuang di bawah pimpinan Syekh Yusuf.
Kapten Ruys dan Kepten Buleleng pada akhirnya berhasil membujuk Untung Suropati untuk memihak kepada VOC. Tugas pertama yang diterima Untung dari Kompeni ialah menumpas pasukan Syekh Yusuf dapat diselesaikannya dengan berhasil pada tahun 1683.[11]
Sementara setelah terdesak akhirnya Pangeran Purbaya menyatakan menyerahkan diri. Kemudian Untung Surapati disuruh oleh Kapten Johan Ruisj untuk menjemput Pangeran Purbaya, dan dalam perjalanan membawa Pangeran Purbaya ke Batavia, mereka berjumpa dengan pasukan VOC yang dipimpin oleh Willem Kuffeler, namun terjadi pertikaian di antara mereka, puncaknya pada 28 Januari 1684, pos pasukan Willem Kuffeler dihancurkan, dan berikutnya Untung Surapati beserta pengikutnya menjadi buronan VOC. Sedangkan Pangeran Purbaya sendiri baru pada 7 Februari 1684 sampai di Batavia.[12]

 Dampak dari Perang Saudara Terhadap Banten.
Bantuan dari VOC kepada Sultan Haji ini harus dibayar dengan kompensasi. 12 Maret 1682, Sultan Haji harus menyerahkan Lampung kepada VOC. Sehingga hak monopoli perdagangan di Lampung sepenuhnya dikuasai oleh VOC.
Setelah itu, Sultan Haji juga harus menandatangani sebuah perjanjian dengan VOC yang ditetapkan pada tahun 1684. Dalam perjanjian itu Kompeni mengakhiri kekuasaan sultan yang mutlak atas daerahnya dan Sultan melepaskan sekalian tuntutan Banten terhadap Cirebon. Di samping itu ditentukan pula bahwa Banten tidak boleh berdagang lagi di Maluku. Ditentukan pula bahwa yang boleh mengeluarkan lada dan memasukkan kain-kain hanya Kompeni, baik di Banten maupun di wilayah kekuasaan Banten di Sumatra Selatan. Cisadane dan garis sambungannya ke selatan menjadi batas Banten dan Kompeni.[13]
Setalah di adakannya perjajian tersebut maka berakhirlah zaman kejayaan Banten dan menjadi vasal dari VOC. Demikian pula, setelah Sultan Haji meninggal pada tahun 1687, pengangkatan sultan pengganti harus mendapat persetujuan dari Gubernur Hindia-Belanda di Batavia. Hal ini membuat kedudukan Banten sebagai kerajaan semakin merosot. Kemakmuran rakyat semakin surut, karena monopoli VOC yang menurunkan harga lada dan menaikkan harga barang kain-kainnya.[14]


[2] Drs. Kokoh, dkk, Sejarah Daerah Jawa Barat, (Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah, 1979), hlm. 85
[3]Ibid.,hlm. 88
[5] Drs. Kokoh, dkk, op cit, hal. 89
[6] Sartono Kartodijo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 “Dari Emporium Sampai Imperium” Jilid I, (Jakarta: PT Gramedia, 1987), hlm. 206
[8] Sartono Kartodijo, op.cit, hlm. 207
[9]Drs. Kokoh, dkk, loc.cit.
[10]Ibid.,hlm. 90.
[11]Ibid.,hlm. 91
[13] Drs. Kokoh, dkk, op.cit, hlm. 90

1 komentar:

  1. SALAM SUKSES PENUH BERKAH!
    Assalammualaikum wr wb,
    (RAHASIA DAHSYAT MENUJU BAITULLAH :: Hanya dengan DP 1 juta bisa umroh daň haji berkali kali)
    UMROH BERSAMA SBL "Untuk Merubah Hidup Jauh Lebih Baik" 🐫


    Inilah yang kami rekomendasikan khusus untuk Anda: BISNIS BERNILAI IBADAH

    PT. SOLUSI BALAD LUMAMPAH (SBL). Nomor Izin Kemenag D/351.Thn 2013.
    yaitu sebuah Program Haji Plus / Umroh , untuk Anda dengan sebuah konsep yang unik dan menarik yaitu :

    “Bagaimana Membuat Orang Yang Tidak Mampu Menjadi Mampu Untuk Umrah / Haji dan Sekaligus Merubah kondisi Financial menjadi lebih baik & Sejahtera.“
    https://www.youtube.com/watch?v=tewCZSrOaFQ
    Silahkan Hubungi :
    Kantor Perwakilan BALI - PT.MEDIA WISATA UTAMA (PT.SBL)
    di JL TUKAD CITARUM No. 28 Panjer Renon Denpasar Bali.
    Whatsapp : +62818 0564 0488
    BBM : 59CF1C89
    Email : umrah.sahabatsbldenpasar@yahoo.com
    http://ptsblindonesia.blogspot.co.id
    SALAM SUKSES PENUH BERKAH!
    https://www.facebook.com/PT.SOLUSIBALADLUMAMPAHDENPASARBALI/?ref=hl
    Silahkan Hubungi :
    Whatsapp : +62818 0564 0488
    BBM : 59CF1C89

    BalasHapus