Jumat, 18 Maret 2016
Kamis, 01 Oktober 2015
Makna Dibalik Hari Kesaktian Pancasila
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila setiap tanggal 1 Oktober, harus dijadikan sebagai kesempatan untuk merefleksikan tentang pemaknaan nilai-nilai dan kesaktian Pancasila itu sendiri. Hal ini penting khususnya bagi generasi muda bangsa ini
Generasi baru tidak akan memiliki rasa percaya diri dan kebanggaan atas bangsa ini tanpa mengenali sesungguhnya sejarah kehidupannya. pada tanggal 1 Oktober rakyat Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila dengan diadakannya upacara di berbagai instansi pemerintah, dan untuk skala nasional upacara tersebut diadakan di lokasi tempat terjadinya sejarah yaitu di Lubang Buaya.
Setelah pada malamnya yakni 30 September 1965 terjadi peristiwa yang menghenyakan dengan dikenal sebagai G 30 S dilanjutkan 1 Oktober sebagai Hari KesaktianPancasila.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila setiap tanggal 1 Oktober, harus dijadikan sebagai kesempatan untuk merefleksikan tentang pemaknaan nilai-nilai dan kesaktian Pancasila itu sendiri. Hal ini penting khususnya bagi generasi muda bangsa ini. Generasi baru tidak akan memiliki rasa percaya diri dan kebanggaan atas bangsa ini tanpa mengenali sesungguhnya sejarahkehidupannya.
Rabu, 30 September 2015
Gerakan 30 September
Gerakan 30 September (dahulu juga disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI), Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam tanggal 30 September sampai di awal 1 Oktober 1965 di saat tujuh perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha percobaan kudeta yang kemudian dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia.
Kamis, 24 September 2015
Tragedi Semanggi I & II
Tragedi Semanggi menunjuk
kepada 2 kejadian protes masyarakat terhadap pelaksanaan dan agenda Sidang Istimewa MPR yang mengakibatkan
tewasnya warga sipil. Kejadian pertama dikenal dengan Tragedi Semanggi Iterjadi
pada tanggal 11-13 November 1998, masa pemerintah
transisi Indonesia, yang menyebabkan tewasnya 17 warga sipil.
Kejadian kedua dikenal dengan Tragedi Semanggi II terjadi pada 24
September 1999 yang
menyebabkan tewasnya seorang mahasiswa dan 11 orang lainnya di seluruh Jakarta serta
menyebabkan 217 korban luka-luka.
Kamis, 17 September 2015
Penyerbuan Meester Cornelis (Jawa 1811)
Penyerbuan Jawa 1811 pada 1810-1811 adalah sebuah perang antara Britania Raya dan Belanda yang terjadi seluruhnya di pulau Jawa di Indonesia. Gubernur-Jendral Hindia-Belanda, Herman Willem Daendels (1762-1818), memperkuat pulau Jawa terhadap kemungkinan adanya serangan Inggris. Pada 1810 sebuah ekspedisi Perusahaan Hindia Timur Britania yang kuat di bawah Gilbert Elliot, gubernur-jendral India, merebut pulau Bourbon (RĂ©union) dan Mauritius milik Perancis di Samudra Hindia dan pulau Ambon dan Maluku milik Hindia-Belanda. Setelah itu rombongannya menuju Jawa dan kemudian merebut kota pelabuhan Batavia (Jakarta) pada Agustus 1811, dan memaksa pihak Belanda menyerah di Semarang pada 17 September 1811. Jawa, Palembang, Makassar dan Timor diserahkan kepada pihak Britania.
Letnan Gubernur Jawa yang dilantik, Thomas Stamford Raffles (1781-1826) mengakhiri metode pemerintahan Belanda, membebaskan sistem kepemilikan tanah, dan memperluas perdagangan. Pada Kongres Wina 1815, diputuskan bahwa Britania harus mengembalikan Jawa dan kekuasaan Hindia-Belanda lainnya kepada Belanda sebagai bagian dari persetujuan yang mengakhiri Perang Napoleon.
Melaka misalnya, dikembalikan kepada Belanda pada 1818, tetapi terpaksa oleh Belanda harus diserahkan kembali kepada Britania pada 1824 pada Perjanjian London (Traktat London). Kala itu diputuskan bahwa Belanda harus menyerahkan semua wilayahnya di Semenanjung Melayu pada Britania dan Britania menyerahkan semua wilayahnya di Sumatra pada Belanda.
Diagram Meester Cornelis (Sekarang Jatinegara, Jakarta) |
Senin, 11 Mei 2015
Dokumentasi 2
Salam sejarah pemirsa blog BKMS FS UNEJ.
Kali ini kami akan membagikan beberapa dokumentasi dari bedah buku yang dilakukan oleh Jurusan Ilmu Sejarah dan BKMS FS UNEJ beberapa waktu yang lalu.
Beberapa waktu lalu tepatnya tanggal 02 April 2015, kita membedah buku yang berjudul "Perbudakan Seksual (Perbandingan Antara Masa Fasisme Jepang dan Neo Fasisme Orde Baru)" karangan Ana Mariana.
Monggo dilihat.
Kali ini kami akan membagikan beberapa dokumentasi dari bedah buku yang dilakukan oleh Jurusan Ilmu Sejarah dan BKMS FS UNEJ beberapa waktu yang lalu.
Beberapa waktu lalu tepatnya tanggal 02 April 2015, kita membedah buku yang berjudul "Perbudakan Seksual (Perbandingan Antara Masa Fasisme Jepang dan Neo Fasisme Orde Baru)" karangan Ana Mariana.
Monggo dilihat.
Review Buku: Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup Masyarakat Pendukungnya di Jawa (Abad XVIII - Medio Abad XX)
Buku “Kebudayaan Indisdan Gaya
Hidup Masyarakat Pendukungnya di Jawa, Abad XVIII - Medio Abad XX” ini
merupakan hasil disertasi dari pak Djoko Soekiman, dosen Fakultas Sastra di UGM
Yogyakarta sejak tahun 1963. Disertasinya yang mengungkap mengenai kebudayaan
Indis merupakan satu-satunya buku yang mengupas mendalam mengenai kebudayaan
Indis yang sudah makin punah dikarenakan peninggalan budayanya seperti bangunan
mulai di runtuhkan atau di ganti dengan bangunan yang sudah modern atau di
anggap lebih Indonesia.
Langganan:
Postingan (Atom)